Tutorial Konfigurasi Static Routing Di Router Mikrotik (Studi Kasus 2)

Tutorial Konfigurasi Static Routing di Router Mikrotik - Masih membahas wacana static routing di router mikrotik, kali ini aku akan membahas konfigurasi static routing pada router mikrotik memakai topology yang sangat sederhana. Artikel ini sendiri merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya yang sudah aku posting di blog ini.

Diartikel sebelumnya aku sudah membahas tutorial konfigurasi static routing di router mikrotik (studi kasus 1), sesuai kesepakatan aku sebelumnya, bahwa pembahasan mengenai konfigurasi static routing pada router mikrotik ini akan ada studi kasus 1, studi kasus 2, studi kasus 3 dan seterusnya.


Sesi studi kasus ini bertujuan untuk memecahkan case yang dihadapi oleh seorang Network Engineer di lapangan, dimana topology yang dipakai tentu saja berbeda-beda, kita akan mencar ilmu bagaimana mengkonfigurasi static routing pada router mikrotik baik memakai topology yang sederhana maupun topology yang cukup kompleks.
Selain static routing, teman juga sanggup memanfaatkan routing protocol atau yang lebih dikenal dengan istilah dynamic routing untuk menghubungkan 2 atau lebih network yang berbeda. Misalnya saja routing OSPF dan RIP.
Baca juga : Tutorial Cara Konfigurasi RIP Pada Router Mikrotik

Setiap sesi studi kasus ini sebenarnya tujuan nya masih sama, yakni bagaimana mengkonfigurasi routing static untuk menghubungkan setiap network yang berbeda semoga sanggup saling berkomunikasi, hanya saja, penggunaan topology disetiap sesi nya yang berbeda.

Pada sesi (studi kasus 2) kali ini, kita akan mencoba menghubungkan 2 network yang berbeda dengan dua router mikrotik memakai static routing, perlu diketahui, aku memakai network simulator GNS3, namun apabila teman ingin mencoba nya memakai real device tentu tidak masalah.

Untuk topology yang dipakai pada sesi (studi kasus 2) kali ini sanggup teman lihat pada gambar dibawah.

Tutorial Konfigurasi Static Routing di Router Mikrotik Tutorial Konfigurasi Static Routing di Router Mikrotik (Studi Kasus 2)

Pada gambar topology diatas sanggup dilihat bahwa terdapat 2 router mikrotik (R1 dan R2) yang saling terhubung pada port interface ether1 masing-masing router, dan port interface ether2 masing-masing router terhubung ke PC client (local network).

Pada studi kasus ini kita hanya akan mencar ilmu mengkonfigurasi kedua router tersebut semoga PC client yang berada dibawah masing-masing router sanggup terkoneksi satu sama lain tanpa terkoneksi ke internet, ini dikarenakan pada topology diatas hanya ada 2 buah router mikrotik dan 2 PC client tanpa modem.

Sebelum mengkonfigurasi static routing pada kedua router, tentunya kita harus melaksanakan konfigurasi dasar terlebih dahulu, aku asumsikan teman sudah mengerti dan paham mengenai konfigurasi dasar router mikrotik lantaran disini aku tidak akan menjelaskan secara detail mengenai konfigurasi dasarnya.

Baca juga : 

Konfigurasi Router Mikrotik R1
[admin@MikroTik] > /ip address add address=192.168.1.1/24 interface=ether1 [admin@MikroTik] > /ip address add address=192.168.10.1/24 interface=ether2 [admin@MikroTik] > /ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade 

Konfigurasi Router Mikrotik R2
[admin@MikroTik] > /ip address add address=192.168.1.2/24 interface=ether1 [admin@MikroTik] > /ip address add address=192.168.20.1/24 interface=ether2 [admin@MikroTik] > /ip route add gateway=192.168.1.1 [admin@MikroTik] > /ip firewall nat add chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade 

Sekarang kita harus mengkonfigurasi IP Address untuk masing-masing PC client nya, isikan parameter menyerupai IP Address, Netmask dan Gateway dengan detail sebagai berikut.

Konfigurasi PC1
  • IP Address = 192.168.10.2
  • Netmask = 255.255.255.0
  • Gateway = 192.168.10.1

Konfigurasi PC2
  • IP Address = 192.168.20.2
  • Netmask = 255.255.255.0
  • Gateway = 192.168.20.1

Kalau memakai GNS3, maka perintah untuk mengkonfigurasi IP Address, Netmask dan Gateway pada setiap PC client nya menyerupai ini.
PC1> ip 192.168.10.2 255.255.255.0 192.168.10.1 PC2> ip 192.168.20.2 255.255.255.0 192.168.20.1

Dengan konfigurasi tersebut, R1 dengan R2 sudah sanggup saling berkomunikasi (ping reply), dan PC2 yang berada dibawah R2 sudah berhasil ping reply ke PC1 yang berada dibawah R1. Namun, PC1 yang berada dibawah R1 belum berhasil ping reply ke PC2 yang berada dibawah R2.

Lho kok sanggup menyerupai itu? Bisa! ini dikarenakan pada R2 kita sudah menambahkan gateway dengan parameter Dst. Address 0.0.0.0/0 dan gateway 192.168.1.1 jadi semua IP Address yang berada dibawah/diatas router R1 sanggup dijangkau oleh router R2. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat tabel routing dikedua router tersebut.

Table Routing Router Mikrotik R1
[admin@MikroTik] > /ip route print  Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic,  C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,  B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit   #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE  0 ADC  192.168.1.0/24     192.168.1.1     ether1                    0  1 ADC  192.168.10.0/24    192.168.10.1    ether2                    0 

Table Routing Router Mikrotik R2
[admin@MikroTik] > /ip route print  Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic,  C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,  B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit   #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE  0 A S  0.0.0.0/0                          192.168.1.1               1  1 ADC  192.168.1.0/24     192.168.1.2     ether1                    0  2 ADC  192.168.20.0/24    192.168.20.1    ether2                    0 

Dari kedua table routing diatas, sanggup dilihat bahwa table routing di router mikrotik R2 sudah lengkap, itulah sebabnya kenapa PC2 sudah berhasil ping reply ke PC1. Namun, PC1 belum berhasil ping reply ke PC2, ini dikarenakan table routing pada router mikrotik R1 belum lengkap, sehingga dikala ada packet data yang akan menuju ke network 192.168.20.0/24 yang merupakan Remote Network dari R1 tidak sanggup diteruskan ke tujuan oleh router R1.

Untuk itu kita perlu menambahkan entry route secara manual didalam table routing router R1, entry route ini dipakai sebagai contoh oleh router R1 untuk memetakan rute mana yg harus ditempuh dikala ada packet data yg akan menuju suatu network. Proses menambahkan entry route secara manual ini disebut juga dengan teknik static routing, dimana sang direktur harus menambahkan entry route secara manual kedalam tabel routing pada router.

Konfigurasi static routing pada R1 caranya cukup mudah, kita hanya perlu menambahkan rule gres dengan parameter Dst. Address yakni diisi dengan IP network yang akan dituju, dan Gateway yakni IP Address router yang dilewati.
[admin@MikroTik] > /ip route add dst-address=192.168.20.0/24 gateway=192.168.1.2 [admin@MikroTik] > /ip route print  Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic,  C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf, m - mme,  B - blackhole, U - unreachable, P - prohibit   #      DST-ADDRESS        PREF-SRC        GATEWAY            DISTANCE  0 ADC  192.168.1.0/24     192.168.1.1     ether1                    0  1 ADC  192.168.10.0/24    192.168.10.1    ether2                    0  2 A S  192.168.20.0/24                    192.168.1.2               1 

Sekarang coba teman test ping dari PC1 ke IP Address PC2, seharusnya sudah berhasil mendapat ping reply. Apabila sudah berhasil ping reply berarti konfigurasi static routing di kedua router berjalan dengan baik.

Jangan lupa share artikel ini kalau dirasa bermanfaat, apabila ada klarifikasi yang belum teman pahami, jangan sungkan untuk bertanya dikolom komentar ya 😉

Terimakasih & semoga bermanfaat.


Belum ada Komentar untuk "Tutorial Konfigurasi Static Routing Di Router Mikrotik (Studi Kasus 2)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel